Kehilangan bukan akhir segalanya. Syukuri apa yang kita miliki hari ini sekecil apapun. Karena esok belum tentu kita masih memilikinya...Thanks God for everything....
Monday, March 17, 2008
Family Painting....
Sabtu, 15 Maret 2008, ada family painting di sekolahnya Elang. Aku, Dimas dan Elang jauh-jauh hari sudah menyiapkan lukisan di kaos, Doraemon. Gambar udah aku print.
Tapi pas di hari H, lukisan berganti jadi si patrick. Kita jiplak dari gambar yang udah disiapkan dari sekolah. Seru juga, gambar si patrick kayaknya jadi lebih mirip gambar setan... hehehe. Karena matanya guede....
Habis gambar, terus makan-makan sebentar. Nonton drumband. Seperti anak-anak lain, Elang dan Dimas nggak betah lama-lama disuatu tempat. Mereka minta cepet pulang.
Alhasil, jam 11.00 pulang. Sebelumnya mampir ke Tip Top sebentar. Pulang dari Tip Top mendung berat. Ditengah jalan kehujanan. Bertiga plus si mio neduh bentar di pom bensin. Duh, rasanya pengen nangis, bertiga, dibawah atap pom bensin. Melassss banget.
Dalam hati cuman ngebatin: Ya Allah... tunda hujan bentar ya. Kasian anak-anak yatim ini... harus ngerasain kehujanan... Jangan sampai mereka sakit ya Allah.
Tapi Elang justru semangat. "Ayo berangkat lagi ma, aku kan udah pake jas ujan". Dimas pun pake celana jas hujan, sementara bajunya dipake Elang. Dimas lumayan terlindungi. Sementara gue tetap didepan... melindungi anak-anak.
Ditengah hujan dan bersama anak-anak menerobos jalanan yang penuh lubang, aku mencoba nahan tangis.... Ya Allah, kenapa sih papa harus diambil??? Kalau saja......
Wednesday, March 05, 2008
Ibu Macam apa Kamu?
Selasa, 4 Maret, hati rasanya kacau balau. Irna pulang, dadan pulang cepet (Harusnya dia jatah pulang paling terakhir). Sementara ada berita soal pergantian direksi Pertamina. Semua harus rampung dan tuntas ditulis sebelum pulang...!!!
Jam sudah menunjukkan pukul 19.00 WIB, tapi semua belum rampung. Padahal di rumah Dimas lagi sakit panas. Anak itu memang badannya ringkih. Capek sedikit, badannya langsung panas. Obatnya? Dekapan dan pelukan hangat si mama....
Tapi sampai jam 7 malam, mama belum juga beranjak. Masih sibuk telpon sana sini, ketik sana sini. Pikiran udah nggak konsen. Tapi sekali lagi, pikiran harus tetap waras..! Semakin kacau, kerjaan makin nggak selesai, dan semakin lama Dimas bisa mendapat obat...
"Ibu macam apa yang tidak mendampingi anaknya ketika dia sakit?" (Ucapan Indy Barends ketika harus mundur dari karir karena anaknya sakit)
Tentu saja jawabannya: "Ibu macam aku".
Oh God....Why?
Sore ini mendung gelap menggelayut langit Jakarta. Dari mejaku, terlihat jelas. Mengerikan, menakutkan. Air tumpah dari langit, seperti airmataku yang pengen tumpah juga. Di sudut meja, sebutir air mata menetes.
Oh God, gue akan kehilangan lagi seorang teman. Dan teman itu harus jadi 'musuh'.... Seperti dejavu. Akhir tahun 2006, hal itu pernah terjadi. Dan airmata nggak berhenti netes sepanjang perjalanan 15 km dari rumah ke kantor.
Dan kini, tinggal sehari seorang kawan baik akan tinggal. Dia akan pergi... dan harus jadi 'lawan'. Sedih? Banget. Rasa kehilangannya hampir sama ketika ditinggal oleh sang belahan jiwa 5 tahun silam.
Temen ini sudah seperjuangan sejak 8 tahun. Susah, senang, berantem... tapi seiring berjalannya waktu, semua semakin baik. Dia udah seperti kakak buat gue....
Kalau sudah begini, hanya bisa bertanya kepada Tuhan. Kenapa sih?.....
Oh God, gue akan kehilangan lagi seorang teman. Dan teman itu harus jadi 'musuh'.... Seperti dejavu. Akhir tahun 2006, hal itu pernah terjadi. Dan airmata nggak berhenti netes sepanjang perjalanan 15 km dari rumah ke kantor.
Dan kini, tinggal sehari seorang kawan baik akan tinggal. Dia akan pergi... dan harus jadi 'lawan'. Sedih? Banget. Rasa kehilangannya hampir sama ketika ditinggal oleh sang belahan jiwa 5 tahun silam.
Temen ini sudah seperjuangan sejak 8 tahun. Susah, senang, berantem... tapi seiring berjalannya waktu, semua semakin baik. Dia udah seperti kakak buat gue....
Kalau sudah begini, hanya bisa bertanya kepada Tuhan. Kenapa sih?.....
Sunday, March 02, 2008
Berantem lagi, berantem lagi....
Punya anak laki-laki memang pusingnya berlipat-lipat. Seperti gue. Sebagai ibu, gue sudah beberapa kali dipanggil ke sekolah Elang.
Pertama, dipanggil karena dia sering ngamuk di sekolah. Maklum, secara anak baru masuk SD, semua serba ga berkenan sama dia.
Kedua, waktu Elang nonjok temennya karena ngejek dia yang nggak punya papa. (Kalo ini gue dukung berantemnya).
Ketiga, kejadiannya jumat, 29 Februari kemarin. Elang berantem sama temennya namanya Izaq, matanya sampe merah, kepalanya biru. Oh God..... Sebagai ibu, rasanya emosi banget anaknya ditonjok. Cuman gue harus tetap waras, pake nalar (yang sebagian perempuan tidak punya), nggak boleh emosi.
Gue juga dipanggil karena Elang ngomong pxxxxxt ke bu guru....
Setelah emosi sesaat, gue akhirnya hanya bisa bilang. "Elang, jangan suka berantem ya nang. Kalo berantem, mama pusing dipanggil bu guru. Jangan ngomong kotor. Mama kan nggak pernah ngajarin gt. Elang harus jadi anak sholeh..".
Gue juga nggak tau anak itu dapet kata-kata kotor dari mana. Tapi soal berantem, kedua anak gue itu emang jagonya. Tapi si adik langsung bilang kalo kakak bodoh karena berantem terus di kelas. Si Dimas ini emang sok tua, padahal dia juga sering berantem....
Keterangan Foto: Elang sama Dimas sedang beraksi dengan sarung menjadi Ninja. Endingnya? Elang kejedot tembok, nangis. Sementara Dimas cuma bilang: Kakaknya sih... nakal duluan...
Oh God.....Mudah-mudahan dua jagoan itu menjadi orang yang sukses. Karena banyak yang bilang anak yang nakal waktu kecil, sukses di kemudian hari. Amin...
Subscribe to:
Posts (Atom)