Minggu lalu, gue disibukkan oleh cerita dari temen gue soal "mantan sahabat" gue yang kini punya pacar baru dan nyaris cerai. Sebenarnya gue nggak ingin denger cerita itu. Karena bagi gue, yang paling penting saat ini adalah menghilangkan ketergantungan dan bayang-bayang si "mantan sahabat" itu.
Yang bikin gue nggak habis pikir tentang "mantan sahabat" gue itu adalah, kenapa dia tega sekali menyakiti orang-orang di sekitarnya. Suaminya, anak-anaknya, sahabatnya...
Mungkin memang dia "sakit" karena dulu tidak pernah mendapat kasih sayang yang lengkap. Tapi sayang, dia menyembuhkan "penyakit" itu dengan menyakiti orang lain. Yah, mungkin bales dendam ya...
Pokoknya gue sedang bertekad bulat menghindari pertemuan dengan "mantan sahabat" gue itu. Padahal mestinya malem minggu nanti ada sahabat gue yang ultah dan mengundang teman satu geng. Tapi kayaknya tekad gue udah bulat.
Gue tidak ingin menyakiti diri gue dengan melihat tingkah polah "mantan sahabat" itu. Gue tidak ingin menggerogoti hidup gue dengan segala macam sakit hati, dendam dll.
Percaya, Allah tidak tidur. "Jangan pernah berharap kamu bisa memberi petunjuk untuk orang-orang yang kamu sayangi, sepanjang Allah belum menghendakinya".
Nah itulah yang sekarang terjadi pada seseorang yang gue "sayangi". Dia sedang dijerat oleh "mantan sahabat" itu. Dia sedang buta, diperdaya...
Mungkin memang belum saatnya ada petunjuk untuk Dia.......
No comments:
Post a Comment