Kehilangan bukan akhir segalanya. Syukuri apa yang kita miliki hari ini sekecil apapun. Karena esok belum tentu kita masih memilikinya...Thanks God for everything....
Monday, December 08, 2008
Beri Mama Kekuatan Dimas....
Sudah berminggu-minggu rasanya lelah. Sudah diurut, sudah pijat sekalian creambath.. tapi rasanya kok badan masih capek ya? Ternyata masalahnya adalah 'jiwa' yang lelah.... Butuh istirahat setelah setahun penuh digenjot habis-habisan.
Tapi apa daya, sebagai pegawai di sebuah kantor, sulit sekali minta cuti panjang. Alih-alih diizinkan, yang terjadi adalah ancaman kehilangan posisi. Sakit memang, meski sebenarnya legowo kalaupun posisi diambil. Toh sudah kehilangan greget diposisi ini. Apalagi seringkali diperlakukan secara tidak layak, meski kita sangat menyayangi kantor ini.
Tapi pikiran harus tetap waras.. (sekali lagi). Pikir panjang mom.... This is not the right time. Mikir..mikir..mikir, akhirnya pada satu kesimpulan: kumpulkan kekuatan dulu, bersabar. Jagoan itu kalah duluan. Badan sudah lelah, tapi pikiran harus tetap sehat.
Senin malam habis Idul Adha, sambil ngeloni dimas, airmataku tumpah. Akupun berkata dalam hati: "Dimas, beri kekuatan kepada mama, persis dengan apa yang kamu lakukan ketika kamu masih ada dalam kandungan mama. Transferlah kekuatanmu itu ke mamamu ini dimas," batinku dengan airmata yang terus mengalir.
Dan datanglah kekuatan itu, sampai akhirnya aku bisa berangkat kerja dengan hati mantap. Terima kasih Dimas, untuk kekuatan yang sudah kamu berikan. Paling tidak untuk setahun kedepan, agar mama tetap bisa bertahan dikantor ini.
Monday, June 23, 2008
Papa... I Need You
Nulis posting ini sambil airmata menggenang di pelupuk mata.... Papa, I Need You, I Miss You... How Are You in Heaven?
Kemarin akhirnya airmata tumpah juga didepan anak-anak. Gusti... Adakah jalan keluar untuk semua ini? Beban kok rasanya bertumpuk-tumpuk.
Anak-anak harus daftar ulang (Ya Allah, mudah-mudahan kau lapangkan rejekimu). Kepala rasanya bingung muter otak gimana buat bayarnya. Belum lagi beli tetek bengek buat sekolah.
Dan makin lama, aku semakin dibuat stress oleh anak-anak yang sering berantem. Puncaknya kemarin, saking nggak tahan, aku nangis habis salat sambil dilihatin oleh Elang. Apa aku bukan ibu yang baik ya, kok anak-anak seperti ini?
"Mama nangis ya?" kata Elang. Aku hanya diam.
Belum lagi masalah kerjaan di kantor. Rasanya semua reporter sedang menguji keimananku. Ada yang hari minggu ngabur, ada yang ketiduran dari seharusnya liputan, ada yang ketiduran terus di kantor karena nonton bola... Rasanya semua nggak beres kalo kutinggal sebentar. Padahal beban non beritaku banyak banget. Ngurus penilaian, partner, konsultasi, forum, bla..bla...bla...
Kalo sudah begini, rasanya pengen kabur sebentar dan mengadu ke Tuhan. "Tuhan, boleh nggak aku cuti sebentar sebagai ibu, redpel atau apapun. Bolehkan aku menjadi manusia tanpa status?"
Kemarin akhirnya airmata tumpah juga didepan anak-anak. Gusti... Adakah jalan keluar untuk semua ini? Beban kok rasanya bertumpuk-tumpuk.
Anak-anak harus daftar ulang (Ya Allah, mudah-mudahan kau lapangkan rejekimu). Kepala rasanya bingung muter otak gimana buat bayarnya. Belum lagi beli tetek bengek buat sekolah.
Dan makin lama, aku semakin dibuat stress oleh anak-anak yang sering berantem. Puncaknya kemarin, saking nggak tahan, aku nangis habis salat sambil dilihatin oleh Elang. Apa aku bukan ibu yang baik ya, kok anak-anak seperti ini?
"Mama nangis ya?" kata Elang. Aku hanya diam.
Belum lagi masalah kerjaan di kantor. Rasanya semua reporter sedang menguji keimananku. Ada yang hari minggu ngabur, ada yang ketiduran dari seharusnya liputan, ada yang ketiduran terus di kantor karena nonton bola... Rasanya semua nggak beres kalo kutinggal sebentar. Padahal beban non beritaku banyak banget. Ngurus penilaian, partner, konsultasi, forum, bla..bla...bla...
Kalo sudah begini, rasanya pengen kabur sebentar dan mengadu ke Tuhan. "Tuhan, boleh nggak aku cuti sebentar sebagai ibu, redpel atau apapun. Bolehkan aku menjadi manusia tanpa status?"
Friday, April 25, 2008
I Wish Everything So Simple .....
Malam hari menjelang tidur, aku selalu menemani anak-anak. Kupeluk dua-duanya dengan erat.
"Mama, aku ada ide," kata Elang tiba-tiba.
"Ide apa?" tanyaku sambil memegang tangan Elang.
"Gimana kalau kita punya papa lagi," kata Elang.
Sambil menahan tangis, aku bilang: "Ya udah, kalau itu memang keinginan Elang, berdoa saja, semoga bisa mendapatkan apa yang Elang inginkan. Kalau kita berdoa, Insya Allah akan dikabulkan. Yuk kita berdoa sama-sama," kataku.
Elang sama Dimas pun langsung memanjatkan doa "Ya Allah, semoga kami bisa punya papa lagi,".
Duh, rasanya hati ini sakiiiit banget, sedihnya nggak bisa diungkapkan. Anak-anakku, kalau saja segala sesuatunya bisa semudah yang kalian bayangkan, doa kalian pasti terkabulkan...
Dan aku surprise banget Elang ngomong begitu. Elang selama ini merupakan anak yang paling keras menentang aku punya pasangan lagi.
"Mama nggak boleh punya pacar," kata Elang dan Dimas dulu....
Aku nggak tau apa yang dia pikirkan sampe akhirnya dia minta doa agar punya papa lagi.
God, Are You Listen to Us?.... I'm Sure. Amin.
Monday, March 17, 2008
Family Painting....
Sabtu, 15 Maret 2008, ada family painting di sekolahnya Elang. Aku, Dimas dan Elang jauh-jauh hari sudah menyiapkan lukisan di kaos, Doraemon. Gambar udah aku print.
Tapi pas di hari H, lukisan berganti jadi si patrick. Kita jiplak dari gambar yang udah disiapkan dari sekolah. Seru juga, gambar si patrick kayaknya jadi lebih mirip gambar setan... hehehe. Karena matanya guede....
Habis gambar, terus makan-makan sebentar. Nonton drumband. Seperti anak-anak lain, Elang dan Dimas nggak betah lama-lama disuatu tempat. Mereka minta cepet pulang.
Alhasil, jam 11.00 pulang. Sebelumnya mampir ke Tip Top sebentar. Pulang dari Tip Top mendung berat. Ditengah jalan kehujanan. Bertiga plus si mio neduh bentar di pom bensin. Duh, rasanya pengen nangis, bertiga, dibawah atap pom bensin. Melassss banget.
Dalam hati cuman ngebatin: Ya Allah... tunda hujan bentar ya. Kasian anak-anak yatim ini... harus ngerasain kehujanan... Jangan sampai mereka sakit ya Allah.
Tapi Elang justru semangat. "Ayo berangkat lagi ma, aku kan udah pake jas ujan". Dimas pun pake celana jas hujan, sementara bajunya dipake Elang. Dimas lumayan terlindungi. Sementara gue tetap didepan... melindungi anak-anak.
Ditengah hujan dan bersama anak-anak menerobos jalanan yang penuh lubang, aku mencoba nahan tangis.... Ya Allah, kenapa sih papa harus diambil??? Kalau saja......
Wednesday, March 05, 2008
Ibu Macam apa Kamu?
Selasa, 4 Maret, hati rasanya kacau balau. Irna pulang, dadan pulang cepet (Harusnya dia jatah pulang paling terakhir). Sementara ada berita soal pergantian direksi Pertamina. Semua harus rampung dan tuntas ditulis sebelum pulang...!!!
Jam sudah menunjukkan pukul 19.00 WIB, tapi semua belum rampung. Padahal di rumah Dimas lagi sakit panas. Anak itu memang badannya ringkih. Capek sedikit, badannya langsung panas. Obatnya? Dekapan dan pelukan hangat si mama....
Tapi sampai jam 7 malam, mama belum juga beranjak. Masih sibuk telpon sana sini, ketik sana sini. Pikiran udah nggak konsen. Tapi sekali lagi, pikiran harus tetap waras..! Semakin kacau, kerjaan makin nggak selesai, dan semakin lama Dimas bisa mendapat obat...
"Ibu macam apa yang tidak mendampingi anaknya ketika dia sakit?" (Ucapan Indy Barends ketika harus mundur dari karir karena anaknya sakit)
Tentu saja jawabannya: "Ibu macam aku".
Oh God....Why?
Sore ini mendung gelap menggelayut langit Jakarta. Dari mejaku, terlihat jelas. Mengerikan, menakutkan. Air tumpah dari langit, seperti airmataku yang pengen tumpah juga. Di sudut meja, sebutir air mata menetes.
Oh God, gue akan kehilangan lagi seorang teman. Dan teman itu harus jadi 'musuh'.... Seperti dejavu. Akhir tahun 2006, hal itu pernah terjadi. Dan airmata nggak berhenti netes sepanjang perjalanan 15 km dari rumah ke kantor.
Dan kini, tinggal sehari seorang kawan baik akan tinggal. Dia akan pergi... dan harus jadi 'lawan'. Sedih? Banget. Rasa kehilangannya hampir sama ketika ditinggal oleh sang belahan jiwa 5 tahun silam.
Temen ini sudah seperjuangan sejak 8 tahun. Susah, senang, berantem... tapi seiring berjalannya waktu, semua semakin baik. Dia udah seperti kakak buat gue....
Kalau sudah begini, hanya bisa bertanya kepada Tuhan. Kenapa sih?.....
Oh God, gue akan kehilangan lagi seorang teman. Dan teman itu harus jadi 'musuh'.... Seperti dejavu. Akhir tahun 2006, hal itu pernah terjadi. Dan airmata nggak berhenti netes sepanjang perjalanan 15 km dari rumah ke kantor.
Dan kini, tinggal sehari seorang kawan baik akan tinggal. Dia akan pergi... dan harus jadi 'lawan'. Sedih? Banget. Rasa kehilangannya hampir sama ketika ditinggal oleh sang belahan jiwa 5 tahun silam.
Temen ini sudah seperjuangan sejak 8 tahun. Susah, senang, berantem... tapi seiring berjalannya waktu, semua semakin baik. Dia udah seperti kakak buat gue....
Kalau sudah begini, hanya bisa bertanya kepada Tuhan. Kenapa sih?.....
Sunday, March 02, 2008
Berantem lagi, berantem lagi....
Punya anak laki-laki memang pusingnya berlipat-lipat. Seperti gue. Sebagai ibu, gue sudah beberapa kali dipanggil ke sekolah Elang.
Pertama, dipanggil karena dia sering ngamuk di sekolah. Maklum, secara anak baru masuk SD, semua serba ga berkenan sama dia.
Kedua, waktu Elang nonjok temennya karena ngejek dia yang nggak punya papa. (Kalo ini gue dukung berantemnya).
Ketiga, kejadiannya jumat, 29 Februari kemarin. Elang berantem sama temennya namanya Izaq, matanya sampe merah, kepalanya biru. Oh God..... Sebagai ibu, rasanya emosi banget anaknya ditonjok. Cuman gue harus tetap waras, pake nalar (yang sebagian perempuan tidak punya), nggak boleh emosi.
Gue juga dipanggil karena Elang ngomong pxxxxxt ke bu guru....
Setelah emosi sesaat, gue akhirnya hanya bisa bilang. "Elang, jangan suka berantem ya nang. Kalo berantem, mama pusing dipanggil bu guru. Jangan ngomong kotor. Mama kan nggak pernah ngajarin gt. Elang harus jadi anak sholeh..".
Gue juga nggak tau anak itu dapet kata-kata kotor dari mana. Tapi soal berantem, kedua anak gue itu emang jagonya. Tapi si adik langsung bilang kalo kakak bodoh karena berantem terus di kelas. Si Dimas ini emang sok tua, padahal dia juga sering berantem....
Keterangan Foto: Elang sama Dimas sedang beraksi dengan sarung menjadi Ninja. Endingnya? Elang kejedot tembok, nangis. Sementara Dimas cuma bilang: Kakaknya sih... nakal duluan...
Oh God.....Mudah-mudahan dua jagoan itu menjadi orang yang sukses. Karena banyak yang bilang anak yang nakal waktu kecil, sukses di kemudian hari. Amin...
Tuesday, February 19, 2008
Kautsar: Nikmat Tiada Tara...
Dikantor sedang banyak yang hamil dan melahirkan. Kalau ada yang melahirkan, gue selalu ingat bagaimana saat melahirkan Dhimas. Sangat spesial dan tentu saja menyedihkan...
Dhimas sudah kehilangan papanya sejak 2 bulan ada dalam kandungan. Papanya meninggal saat gue baru saja tahu kalo telat haid. Hari-hari pun terasa sangat berat, mengandung dan kehilangan separuh jiwa...
Tapi entah kenapa, selalu ada kekuatan untuk terus bertahan. Kalau diibaratkan, gue punya malaikat di dalam badan. Bagaimana tidak? Saat hamil ternyata gue menderita Hepatitis B. Di akhir kehamilan, HBSAG Gue mencapai 1.830, dari angka normal 30. Menurut dokter, kalo orang biasa pasti udah lewat.
Hari Jumat (kliwon), 22 Agustus 2003, gue masuk kerja seperti biasa. Rencananya, sebelum liputan RUPS PT Dirgantara, gue mampir ke RS Hermina. Gue ditangani dokter Nasdaldy SPog. Setelah diperiksa, baru diketahui kalau ketuban sudah pecah. Tapi sebenarnya perasaan nggak enak udah gue rasain dari malem sebelumnya.
"Ibu, ketubannya udah pecah. Mau melahirkan pakai induksi atau operasi," kata dokternya.
"Saya nggak mau normal dokter, saya maunya operasi," kataku sambil berlinang air mata.
Membayangkan melahirkan normal sendiri rasanya nggak sanggup. Dulu, ketika didampingi Mas Eko saat melahirkan Elang pun aku udah setengah mati nggak mau. Apalagi tanpa mas Eko.... Aku nggak sanggup. Dokter pun menyanggupi operasinya.
Waktu di RS itu gue bareng sama adek gue. Masi katro, baru dateng dari Solo. Dia sekalian nganter karena mau ngambil motor pinjeman punya Jois di kantor adit, yang sejalan kalo ke Hermina.
Ketika tau ketuban pecah, aku bilang ke adikku kalo harus melahirkan. Dia langsung pucet. Gue pun bergerak mengurus administrasi sendiri, sementara adikku kebagian ngambil duit buat bayar operasi. Allah memang baik, ATM bisa langsung ngambil 8 juta. Padahal biasanya cuma bisa ngambil maksimal Rp 5 juta.
Habis ngurus administrasi, aku langsung masuk ruang operasi. SENDIRI...!!. Gue melalui operasi dll sendiri, nggak ada yang nungguin. Adikku harus pulang untuk ngambil baju dll. Sementara kakakku masih kerja, ibu bapakku masih di Solo.
Alhasil, ketika lahir dimas harus pakai baju rumah sakit, karena memang waktu itu gue dateng hanya membawa tas kerja. Tak ada sepotong bajupun dibawa dari rumah.... Oh God....
Waktu operasi gue antara sadar dan nggak sadar. Tapi gue sempet ngeh waktu dibilang, "Bu, anaknya laki-laki, sehat," ujar dokter apa susternya. Trus gue terkapar lagi nggak sadar.
Setelah selesai, gue dibawa ke ruang pemulihan. Ditempat itu, barulah berdatangan temen-temen, kakakku. Disebelahnya, ada juga yang habis melahirkan lagi ditemenin suaminya. Rasanya sediiih banget.
Setelah pulih, aku dibawa ke ruang rawat inap. Si bayi mungilpun diperlihatkan ke aku. Dan kesekian kalinya, air mata mengalir melihat bayi lucu itu. Terima kasih dimas, sudah membawa kekuatan bagi mama ....
Tahun demi tahun, Dimas tumbuh sebagai anak yang cerdas dan pinter. Meski tidak pernah kususui (karena aku sakit), Dimas tetap tumbuh sehat dan cerdas. Malah melebihi anak-anak yang lain. Daya tangkapnya luar biasa.
Tingkahnya juga lucu dan menggemaskan, meski sesekali nakal. Tapi nakalnya masih kuanggap wajar. Setiap malam, kuusap kepala dimas. Sesekali rasa bersalah muncul, karena gue pernah menghendaki dimas tidak ada di dalam kandungan, alias pengen menggugurkan.... I'm sorry dimas, karena memang waktu itu hidup mama ruwet sekali.
Tapi malaikat kecil itu sangat kuat. Dia seperti anak malaikat yang memberi kekuatan bagi siapapun yang menyayanginya. Sifatnya sama dengan namanya: Kautsar, Berkah Tiada Tara....
Monday, February 18, 2008
Pinter Karena Terpaksa...Isn't it?
Mbak..mbak... lampunya njeglek? Ketuk si mak (pembantuku) jam 3 dini hari tadi. Dengan mata setengah tertutup, aku keluar, trus mencari kotak listrik di luar. Si Elang juga narik-narik baju, ketakutan.
"Diem dulu, mama mau nyalain lampu," kataku ke Elang yang udah mau nangis.
Klik, lampu nyala lagi. Tapi rasa was-was belum hilang. Menurutku, kalau ada yang njeglek, berarti ada yang konslet. Wah.... apalagi nih yang rusak. Batinku dalam hati.
Alhamdulillah besoknya nggak ada lagi mati lampu. Hanya colokan di dapur mungkin konslet dan mati. Udah diganti.
Sebelumnya, kran di dapur juga rusak, genteng bocor dan pipa ke dapur bocor. Semua tentu saja harus gue pikirin benerinnya.
Rasa males dan sebel emang ada kalo ada peralatan yang rusak. Wah, coba ya kalo punya suami, semua pasti bisa beres, selalu begitu pikirku. Perempuan nggak usah repot-repot, malem-malem nyari pipa dll.
Tapi ternyata Tuhan berkehendak lain. Tuhan menyuruh aku untuk jadi wanita yang mandiri. Ada hikmah dibalik semua ini. Kalau Tuhan tidak mengambil mas Eko, mungkin gue hanya seorang wanita cengeng seperti yang lainnya.... seperti dulu.
Dulu, ketika ada mas Eko, bayar listrik pun aku ga mau tahu. Semua serba beres. Aku nggak pernah mau tau urusan tetek bengek, terima beres, terima duit. Tapi ketika mas Eko nggak ada, semua harus bisa gue tangani sendiri.
Termasuk ketika melahirkan Dimas. Mungkin hanya gue wanita yang dateng sendiri ke rumah sakit, ngurus administrasi sebelum operasi cesar sendiri, menanggung sakit sendiri, bawa anak imunisasi sendiri, bawa anak ke RS sendiri, menunggu anak dirawat di RS sendiri.....
Sedih? Pasti iya. Airmata rasanya sudah habis untuk menangisi semua. Separuh jiwa juga sudah mati rasanya. Lelah pun semakin menjadi-jadi seiring berjalannya waktu
Tapi Tuhan mungkin memang ingin menjadikanku berbeda. Dan perbedaan itulah yang membuatku istimewa. Sesempurna Airmata yang terus mengalir....
"Diem dulu, mama mau nyalain lampu," kataku ke Elang yang udah mau nangis.
Klik, lampu nyala lagi. Tapi rasa was-was belum hilang. Menurutku, kalau ada yang njeglek, berarti ada yang konslet. Wah.... apalagi nih yang rusak. Batinku dalam hati.
Alhamdulillah besoknya nggak ada lagi mati lampu. Hanya colokan di dapur mungkin konslet dan mati. Udah diganti.
Sebelumnya, kran di dapur juga rusak, genteng bocor dan pipa ke dapur bocor. Semua tentu saja harus gue pikirin benerinnya.
Rasa males dan sebel emang ada kalo ada peralatan yang rusak. Wah, coba ya kalo punya suami, semua pasti bisa beres, selalu begitu pikirku. Perempuan nggak usah repot-repot, malem-malem nyari pipa dll.
Tapi ternyata Tuhan berkehendak lain. Tuhan menyuruh aku untuk jadi wanita yang mandiri. Ada hikmah dibalik semua ini. Kalau Tuhan tidak mengambil mas Eko, mungkin gue hanya seorang wanita cengeng seperti yang lainnya.... seperti dulu.
Dulu, ketika ada mas Eko, bayar listrik pun aku ga mau tahu. Semua serba beres. Aku nggak pernah mau tau urusan tetek bengek, terima beres, terima duit. Tapi ketika mas Eko nggak ada, semua harus bisa gue tangani sendiri.
Termasuk ketika melahirkan Dimas. Mungkin hanya gue wanita yang dateng sendiri ke rumah sakit, ngurus administrasi sebelum operasi cesar sendiri, menanggung sakit sendiri, bawa anak imunisasi sendiri, bawa anak ke RS sendiri, menunggu anak dirawat di RS sendiri.....
Sedih? Pasti iya. Airmata rasanya sudah habis untuk menangisi semua. Separuh jiwa juga sudah mati rasanya. Lelah pun semakin menjadi-jadi seiring berjalannya waktu
Tapi Tuhan mungkin memang ingin menjadikanku berbeda. Dan perbedaan itulah yang membuatku istimewa. Sesempurna Airmata yang terus mengalir....
Sunday, February 17, 2008
Si Mio.... Temen Setia
Ini si Mio, temen setia yang udah kukendarai sejak tahun 2004 lalu. Beribu-ribu kilometer sudah gue tempuh bersama si Mio tercinta ini. Tak terhitung udah berapa puluh kali gue jatuh, nabrak ataupun ditabrak.
Mio adalah barang pertama yang mahal dan berhasil gue beli sendiri... (Kalo rumah kan masih ada share Mas Eko)... Jadi gue berjanji pada diri gue sendiri untuk tidak menjual si Mio tersayang itu.
Susah senang gue lewatin bersama si Mio.... Paling sengsara adalah kalo lagi hujan kayak akhir-akhir ini. Tapi Plat nomor si Mio harus ganti dari B 7797 YJ jadi B 6305 KNL. Padahal plat yang pertama itu keren banget.
Dulu, waktu masih dilapangan, tiap hari gue menempuh Pondok Gede-Lapangan Banteng sekitar 30 KM. Waktu masih di Pondok Indah, sekitar 25 km. Tapi semenjak di Warung Buncit, jarak yang gue tempuh tiap hari cuman 15 km (berangkat doang).
Di atas Mio, gue bisa jalan sambil berpikir, bekerja ataupun sekedar ngelamun ...( jorok dan tidak jorok).... Kadang-kadang, di atas Mio pula air mata ini mengalir...
Mio, I Love You....
Kutu? Oh, my god........
Whatttt????? Ada kutu di rambut Elang....! Gue sampe shock banget. Bukan kutu sih, tapi telurnya yang ada di rambut-rambut. Orang jawa bilang 'Lingso'.
Makhluk-makhluk nyebelin itu gue temukan di rambut Elang... Pantesan anak itu selama ini sering banget garuk-garuk. Telur kutu itu gue temukan secara nggak sengaja waktu dia nyabutin ubanku. Elang berbalik minta dicariin ubanku. Dan lha dalah..... ada telur-telur kutu itu. Aku pun panik, langsung kucari di rambut si Dhimas. Ternyata nggak ada. Elang pun ikut bingung setelah mendengar ceritaku kalo kutu itu kerjaannya minum darah. Jalan akhirnya, rambut Elang puna kubotakin....
Muter-muter nyari tukang cukur menjelang maghrib ternyata susah banget. Pilihan pun jatuh ke salon Latifa, di ujung kompleks. Ngantre pula... Cekrik..cekrik.. cekrik.... Elang pun akhirnya botak. Tapi nggak botak-botak banget. Katanya namanya potongan ABRI....
Dan inilah hasilnya, seperti tampak di foto... tapi plus si dimas, yang nggak pernah mau kalah nampang terusss... Kutu oh... kutu....aaaaaaaaaarg.....
Wednesday, February 13, 2008
Happy Birthday Elang.....
Hari ini Elang Ulang Tahun ke-7, tepat pas Hari Valentine. Elang selalu menanyakan apa arti Valentine karena bersamaan dengan ultahnya.
Elang juga selalu penasaran dengan bintangnya. Kujawab, bintangnya Aquarius.
Artinya? Elang anaknya Easy Going. And That's Elang banget.... Anaknya cenderung meniru sifat Papanya. Easy Going dengan segala sesuatu. Kontras banget dengan gue yang selalu panik akan selalu sesuatu.
Setiap Elang ulang tahun... setiap kali pula air mata mengalir. Sudah lima tahun Elang besar tanpa papanya. Meski papanya sering kali datang ke mimpinya, tapi hidup Elang tak pernah bisa sama dengan anak-anak lain. Dan sekali lagi, gue selalu dikejar-kejar rasa bersalah.
I Know that I'm not a Good Mother... But I'm trying to be a very good mother n' father.
Mama hanya bisa berdoa semoga Elang bisa menjadi seorang kerang istimewa, yang 'airmatanya' akan menjadi mutiara yang sangat berharga dimata siapapun.
Happy Birthday My Son....
Rutinitas Pagi...Aaaaarghh.......
Apa yang gue lakukan tiap pagi sesampainya di kantor?
1. Buka jaket, rapi-rapi diri, mempercantik, pake lotion (biar kulit ga keriput, maklum dah kepala 3), ngelap-ngelap meja (takut ada yang ngiler).
2. Ambil laptop di loker, buka laptop. Trus buka email, buka detik, AFP, RTI ...bla bla bla. Ngecek things...
3. Ketik-ketik berita 'wajib'. bla.. bla.. bla... Ngecek-ngecek reporter.
4. Udah selesai kewajiban, baru deh bisa bikin minuman favorit. Kalau nggak kopi, teh hijau atau susu coklat.
5. Selesai, baru deh tugas rutin bikin berita, ngerumpi, bikin blog...hehehe.
Bosen? Sometimes iya. Tapi gue mencintai pekerjaan ini dengan sepenuh hati. I Love This Job, but I hate the salary....hehehe
Tuesday, February 12, 2008
Me n Mrs Mari Pangestu
Jarang-jarang kan foto sama Menteri. Ini aku sama Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu di depan Blue Mosque, St Petersburg, Rusia. Bu Mari pake jilbab karena diwajibkan. Masjid itu kecil tapi indah banget. Ornamennya ala Eropa banget, dengan nuansa biru. Di dalemnya ada lukisan dari bu Mega. Katanya, mesjid itu berhasil direnovasi berkat Soekarno.
Dulunya mesjid itu hanya sebuah gudang, tapi terus direnovasi setelah Soekarno berkunjung. Setiap yang berkunjung ke Rusia seperti 'wajib' mendatangi mesjid kharismatik itu.
Aku termasuk yang beruntung bisa masuk dan mengagumi rumah Allah di Rusia itu.
Obsesi Naruto
Elang dan Dhimas lagi doyan banget Naruto. Semua barangnya harus Naruto. Mulai dari baju, tas sekolah, kalung, ikat kepala, gambar, semua serba Naruto.
Kalo jam tayang Naruto, siapapun ga boleh ganggu. Mereka bahkan hapal semua tokoh Naruto. (gue aja ga tau). Mereka suka menertawakan sepupunya, si Tito yang nggak diperbolehkan nonton Naruto. Bahkan sama uminya, si Tito akan dipotong uang sakunya kalo nonton Naruto. Buset ya....
Selain Naruto, mereka juga ngefans sama Captain Tsubatsa, Doraeman, Tom & Jerry, Samurai X, Transformer.
Yang bikin puyeng mamanya, tiap ada tokoh baru, semua barang juga harus baru. Capek deh.....
Elang Salat 5 Waktu
Elang sekarang kelas I SD Raudhatul Muttaqin. Di buku penghubung, ada tulisan wajib salat. Alhasil, Elang harus wajib salat 5 waktu. Dari kewajiban, Elang kini jadi rajin sendiri. Bahkan kadang-kadang salatnya lebih dulu dari mamanya... hehehe, jadi malu. Tapi yang sering lupa adalah Salat Subuh. Karena Elang biar udah mau 7 tahun, tapi masih ngompol. Alhasil bangun tidur, dia suka lupa salat karena langsung makan, mandi dan berangkat sekolah. Sementara Dimas, lebih banyak ganggu orang salat ketimbang dia salat. "Aku nggak solat karena aku masih kecil," jawab Dimas kalo ditanya orang kenapa gak ikut Salat. Kecil-kecil pinter ya, cari alesan..... hehehe
Tuesday, February 05, 2008
Qatar, Tetep Keren Meski Cuman di Bandara
Ini lagi di Bandara Udara Qatar, mampir pulang pas habis dari Moskow. Rencananya, sampe Qatar mau mengunjungi tim Asian Games dari Indonesia. Tapi karena keburu cuaca buruk, kunjungan dipersingkat, cuman sekitar 3 jam-an. Pas sampe disana ujan deres.
Di Qatar sempet makan telur ayam teluk, guede banget. Tapi rasanya lebih enak. Sayang, tidak terlalu berkesan. Lagian udah capek banget, jadi ga sempet mejeng-mejeng.
Tuesday, January 29, 2008
Kremlin...Huaa Keren Banget
Ini Gue lagi di Kremlin, Moskow, Rusia. Suhunya 4 derajad. Dingiiin, capek, teler. Bawaannya berat, laptopa, kamera dll. Ini udah dalam kondisi yang capek banget.
Fotonya agak jelek karena pake HP. Kamera dari kantor udah ga kuat. Hang karena ga kuat nahan dinginnya.
Itu istana di Kremlin pengamanannya berlipat-lipat. Di dalam Kremlin interiornya lebih keren lagi. Sementara yang diluar, itu yang ada di poto. Keren banget, kayak istana boneka.
Gue merasa sebagai salah satu orang yang beruntung bisa sampe ke negara itu. Waktu disana, lagi rame isunya pembunuhan agen KGB Alexander Litvinenkoa. Jadi suasananya agak tegang.
SBY dan rombongan nginepnya di Kremlin, sementara kita di hotel (.... gue lupa). Tapi pastinya dideket pasar Arbat.
Monday, January 28, 2008
Gebetan di Rusia
Ini foto sama gebetan di Rusia. Bukan gebetan dalam arti sesungguhnya. Tapi dia tentara Rusia yang berjaga di museum untuk pabrik kapal. Dia berfoto dengan hampir seluruh rombongan pak SBY.
Dalam hati, kapan lagi fotonya dipajang sama orang Indonesia. hehehe. Minta fotonya juga waktu itu pake bahasa Tarsana. Cukup tunjuk tangan ke dia, terus ke gue. Dia udah ngerti, kalo gue minta poto ke dia .
Tapi anyway.... dia keren juga kok... (Cocok nggak sama gue...?????) Tapi kurang mesra dehhh.... Gayanya tentara banget.
Elang Nggak Mau Lagi Dicubit-cubit
Elang sekarang udah gede. Badannya gemuuuuk banget. 41 kg. Tingginya hampir sebahu gue, padahal baru kelas 1. Saking gemesnya, gue selalu mencubit Elang karena badannya yang gembul. Itu dulu.
Sekarang Elang nggak mau lagi dicubit-cubit. Elang ngerasa udah gede, malu diperlakukan sebagai anak kecil. Tiap kali dicubit-cubit, dia selalu bilang: "Mama, jangan cubit-cubit akuuuu".
Huhuhuu..... Padahal mencubit itu adalah salah satu bentuk rasa sayangku sama Elang. Tapi makin dewasa, anak itu makin mandiri. Mungkin kalo dia udah punya pacar, mama itu prioritas kesekiaaannnn...... Huhuhu.
Dimas dan Kucing
Dimas itu fans berat kucing. Kadang-kadang dia malah ga mau dipanggil dimas, dan memilih dipanggil Menul. Nama Menul itu diambil dari nama kucingku waktu kecil. Nah, gue kan suka cerita bagaimana nakalnya si menul waktu di rumah Solo. Mungkin dimas terinspirasi.
Satu kali Dimas kupanggil. Dia jawab, ini menul ma, bukan dimas. Hehehehe
Dimas itu sayang-sayang semi gregetan sama kucing. Apalagi kalo kecil. Kucing-kucing kampung yang suka ada di rumah suka takut lihat dimas. Gimana ga takut, Dimas kalo lagi gemes, suka nyemplungin tuh kucing ke kolam (waktu masih ada).
Kucing itu kadang dilempar-lempar, dielus-elus. Ga terhitung udah berapa kali si menul.... eh dimas dicakar sama kucing. Hehehe
Senengnya.... Ketemu Temen-temen lama
Apa yang membuat gue seneng? Pastinya selain dua malaikat kecilku, adalah ketemu temen-temen lama. Usai Lebaran, tanggal 19 Oktober 2007 sempat menggelar reuni kecil-kecilan di Setiabudi Building.
Kali ini reuni Alumnus Metal '94: Ada Inyas, Sugi, Handi, Wiwid, Ibong dan Tentu saja Tolenk. Seru juga meski cuman secuil, mengenang masa-masa dulu. Inyas paling semangat ngadain. Katanya, kapan lagi ada hari kejepit, jadi bisa leluasa jalanan. Semua yang hadir kantornya di ujung-ujung. Tomy, Rony yang katanya mau dateng, malah ga dateng.
Rony, alesannya sibuk (kayaknya semua pasti sibuk ya). Tomy, alesannya ga ada pembantu (sejak kapan ya, dia mau jadi pembantu). Andi, sibuk nemenin suaminya. Hehehe. Tapi anyway, gue senang banget. Dan sekali lagi, gue tetep merasa paling cantik karena jadi perempuan langka (lagi-lagi) seperti waktu kuliah dulu.
Yang terbaru, kemarin tanggal 26 Januari 2008 ngumpul2 sama geng rumpi: Ade, Jois, Eriza, Steve, Lili, Noya, sama suami dan anak2nya. Ngumpul sekaligus ultah Damica ke-1 di Wendys PIM.
Udah lama banget ga ngumpul, jadi seneng banget. Gue ga bawa Elang Dimas karena emang langsung pulang kerja. Maklum, pasar finansial lagi gonjang-ganjing, jadi susah mau kabur.... cieelaaa.... mikirin.
Dan yang terbaru, gue berhasil kontak lagi sama temen2 eks Perspektif. Ada Charles, mas Alif sama Juli. Seneng bisa cetting lagi sama mereka, meski gue sebenarnya juga sedih karena membangkitkan lagi kenangan sama mas Eko.
But anyway, pertemuan dengan teman lama rasanya sangat berharga. Ditengah semua 'kemelut', teman rasanya menjadi hal yang terbaik kita miliki. That's what friend are for.....
Kali ini reuni Alumnus Metal '94: Ada Inyas, Sugi, Handi, Wiwid, Ibong dan Tentu saja Tolenk. Seru juga meski cuman secuil, mengenang masa-masa dulu. Inyas paling semangat ngadain. Katanya, kapan lagi ada hari kejepit, jadi bisa leluasa jalanan. Semua yang hadir kantornya di ujung-ujung. Tomy, Rony yang katanya mau dateng, malah ga dateng.
Rony, alesannya sibuk (kayaknya semua pasti sibuk ya). Tomy, alesannya ga ada pembantu (sejak kapan ya, dia mau jadi pembantu). Andi, sibuk nemenin suaminya. Hehehe. Tapi anyway, gue senang banget. Dan sekali lagi, gue tetep merasa paling cantik karena jadi perempuan langka (lagi-lagi) seperti waktu kuliah dulu.
Yang terbaru, kemarin tanggal 26 Januari 2008 ngumpul2 sama geng rumpi: Ade, Jois, Eriza, Steve, Lili, Noya, sama suami dan anak2nya. Ngumpul sekaligus ultah Damica ke-1 di Wendys PIM.
Udah lama banget ga ngumpul, jadi seneng banget. Gue ga bawa Elang Dimas karena emang langsung pulang kerja. Maklum, pasar finansial lagi gonjang-ganjing, jadi susah mau kabur.... cieelaaa.... mikirin.
Dan yang terbaru, gue berhasil kontak lagi sama temen2 eks Perspektif. Ada Charles, mas Alif sama Juli. Seneng bisa cetting lagi sama mereka, meski gue sebenarnya juga sedih karena membangkitkan lagi kenangan sama mas Eko.
But anyway, pertemuan dengan teman lama rasanya sangat berharga. Ditengah semua 'kemelut', teman rasanya menjadi hal yang terbaik kita miliki. That's what friend are for.....
Rusia....Berkah Tiada Tara
Akhirnya bisa cerita lagi soal ke Rusia. Tapi mungkin ga bisa detail karena udah banyak yang lupa. Yang pasti, setelah 10 jam terbang dari Tokyo, serombongan sampe di Bandara Udara Pulkovo St. Petersburg, desa kunonya Rusia.
Sampe di Bandara, entah kenapa gue merasa sedikit ngeri. Suasananya dingiiin.... Kita tiba disana Rabu, 30 November 2006. Bandaranya dikelilingi pohon pinus tinggi-tinggi, mengingatkan gue tentang film James Bond. Dinginnya minta ampun. Upacara militer penyambutannya keren, tapi sekaligus menakutkan.
Tiba disana, masuk Hotel Astoria, katanya sih hotel paling keren. Tapi ternyata ga bagus-bagus aman. Yang bagus hanya pemandangannya, karena terletak persis di depan Gereja kuno St Isac. Didepannya juga ada patung khas St Petersburg. Kenangan gue akan indahnya St Petersburg gue tulis di detik. Nih linknya: http://jkt3.detiknews.com/index.php/detik.read/tahun/2006/bulan/12/tgl/01/time/073943/idnews/714821/idkanal/10
Disana, siangnya itu kayak disini jam 8 pagi. Sungainya cantiikkkkk banget. Katanya kalo pas musim salju, buat main skating.
Kamis, 30 November pergi berangkat ke Blue Mosque. Masjidnya ga gede-gede banget, tapi keren. Desainnya ala Eropa, dan ada lukisan hadian dari Bu Mega.
Habis itu sempat ke Museum Hermitage, terus ke pabrik kapalnya di St Petersburg. Asli teler banget. Tidur bentar, Kamis (30/1/2006) jam 9 malem harus sampe ke Moskow. Udah teler banget, karena itu berarti jam 1 malem di Indo. Jam biologis harus tidur, tapi harus tetap segerrr.
Sampe sana tiba di Wisma KBRI. Ada dialog udah terkantuk2 berat. Tapi akhirnya nemu makanan enaaaaak banget, meski cuman sederhana. Bayangin, dendeng sapi sama sambel tapi terasa enaaak banget. Maklum, udah 4 hari dibombardir makanan Jepang.
Sempat istirahat sebentar, pagi2 harus liput pak Beye di Taman Makam Pahlawan Alexander. Dinggiiiiiin banget, tapi keren. Lanjut ke pertemuan bla--bla--bla. Trus tidur.
Pagi-pagi harus ikut lagi pertemuan SBY sama Vladimir Putin. Asli udah tepar banget, bikin berita ga bisa. Alhasil nyontek Dodi. Hehehe....
Trus Jumat malem dini hari, bertolak. Gubrak gubruk cari merchandise dulu. Akhirnya pulang.......
Mampir bentar ke Qatar, akhirnya Sabtu (1/10/2006) nyampe lagi ke Halim....... I miss U Elang, Dimas....
NB: Cerita ini hanya sebagian besar, sebenarnya kekaguman gue sama Rusia tak bisa gue ungkapkan. Tapi ini adalah cerita paling amazing dalam hidup gue.
Thank God for giving me something very nice. Diantara semua beban dan kesedihan mendalam
Subscribe to:
Posts (Atom)